“Thofhan, dipanggil sama bapa” ucap salah seorang murid
dismp gue. Ya thofhan itu salah satu temen deket gue, dia anak guru di sekolah
gue. Thofhan yang pada saat itu sedang memainkan laptopnya bersama gue, dimas,
naufal dan satrio langsung pergi keluar kelas untuk menghampiri bokapnya. kelas
gue ga terlalu jauh dengan ruang guru. Ya kejadian ini terjadi pada saat gue
kelas 3 SMP. Setelah thofhan pergi, gue pun pergi ke toilet karna sudah tidak
tahan untuk buang air kecil.
Sesampainya gue ke kelas gue, terlihat naufal dimas dan
satrio sedang tertawa dengan ekspresi yang mencurigakan. Awalnya gue pikir ada
yang ga beres dengan gue dijaili oleh mereka, ternyata tidak. Setelah gue
tanya, ternyata mereka menyembunyikan charger laptopnya thofhan. Mereka menyembunyikan
dengan cerdik. Waktu itu dikelas gue ada loker, dan loker untuk absen 27
(dikelas gue cuman sampe 26 anak) yang tidak dimiliki oleh siapapun dan tak
bisa dibuka menjadi tempat persembunyian charger laptop thofhan itu. Tidak tau
siapa dalangnya, yang pasti otaknya sangat cerdik untuk menyembunyikannya ditempat
seperti itu. Entah bagaimana caranya untuk memasukannya kedalam loker no 27
itu, gue gamau terlalu memikirkannya, pada saat itu gue ikutan ketawa aja dan
gue ikut merahasiakannya.
Thofhan kembali ke dalam kelas, dia terlihat biasa saja
dan tidak menyadari ada yang kurang. Ketiga temen gue dan gue sendiri cuman
bisa nahan ketawa seperti squidward menahan ketawa di film spongebob yang pada
saat episode kotak tertawa. Ya seperti itu kira kira wajah kita berempat. “teng....
teng.....teng.....teng.....” bel empat kali berbunyi, bel paling ditunggu
tunggu oleh semua murid, bel saatnya pulang. Thofhan pun masih belum
menyadarinya.
Keesokan harinya pun thofhan kesekolah dengan wajah
panik. Gue dan ketiga temen kemarin mungkin sudah lupa dengan disumputkannya
charger laptop thofhan. Dengan wajah tidak berdosa kita pun bertanya “ada apa
thof ?”.
“Charger laptop ilang” ujar
thofhan.
Gue sama temen temen gue baru sadar dengan charger
thofhan. Sepertinya kami berempat baru bangun dari tidur kami dan baru sadar. “kok
bisa ilang ?” ujar dimas. “kaga tau
ilang kemana”. Kami berempat berpura pura ikut mencari kesana kemari. 3 hari
kemudian charger thofhan belum ditemukan. Thofhan semakin panik sedangkan kami
menahan tertawa kami.
Tak lama kemudian datanglah seorang guru kekelas kami. Ya
itu bokapnya thofhan. Gue sempet berfikir kalau thofhan mengadu. Akan tetapi
gue tau thofhan anaknya ga aduan ke orang tua. Jadi apa kendalanya ?. “charger
laptop bapa hilang dikelas ini. Apa ada yang mengambilnya ? jawab saja jujur”
ujar bokapnya thofhan. Gue sama temen temen gue semakin bingung dengan keadaan.
Apakah itu charger laptop thofhan, ataukah milik bokapnya, ataukah itu milik
thofhan lalu thofhan menceritakan semuanya ke bokapnya lalu bokapnya mengaku
ngaku kalau itu punya bokapnya thofhan. Ini semua semakin membingungkan. Dengan
nada tenang anak kelas menjawab “tidak ada yang mengambilnya pa”. “ya sudah
tolong bantu carikan charger laptop bapa ya. Bapa sangat membutuhkannya” ujar
bokap thofhan dengan nada dan suara yang gagah. Bokapnya thofhan pun langsung
keluar kelas.
“thof itu yang ilang charger laptop kau apa bapa kau ?” ujar
dimas. “itu charger laptop bapa aku lah”. Gak tau apa yang nyambet gue
berempat, niat jahat kita berempat lenyap hilang. Gue berempat pun mengaku
kepada thofhan kalau charger nya itu disembunyikan diloker kelas no 27. “ah
kampret lo pada, udh dicari dirumah ga ada udah panik taunya disumputin
hahahaha” thofhan berkata sambil tertawa. Akhirnya chargernya itu pun
dikembalikan. Gue perhatiin cara ngeluarinnya dan ternyata sama seperti cara
memasukan charger tersebut. Dengan cerdiknya mereka melepas penutup antara
loker 26 dan 27 dengan penggaris besi. “hebat juga caranya” ujar gue terkagum
dengan cara seperti itu.